Vampire Stories X Episode 3: Pertengkaran Status
Episode 3: Pertengkaran Status
Waktu dalam cerita: Malam ke malam —
dunia tidak mengenal siang
Tempat: Sayap Pelayanan Kastil Vampir
& Ruang Tengah Kediaman Putri
Enam Bulan Berlalu
Enam bulan telah berlalu sejak X resmi menjadi
pelayan kerajaan.
Tidak ada kalender. Tidak ada matahari.
Tapi tubuh X kini telah menyesuaikan dengan ritme malam vampir. Ia bangun saat
lonceng malam berdentang tiga kali, lalu bekerja hingga darah menetes dari
tangannya.
Ia telah terbiasa dengan aroma besi yang
menyengat di dapur, lantai berlendir merah yang harus ia bersihkan setiap malam
pesta, dan mayat yang harus ia seret diam-diam ke ruang bawah tanah.
Namun, satu hal yang belum pernah bisa
ia terbiasa, adalah… dia.
Putri Vampir: Elhira
Namanya Elhira.
Putri satu-satunya Raja Vampir, berusia
lebih dari 300 tahun, namun penampilannya tidak jauh beda dengan seorang
gadis 17 tahun. Wajahnya cantik bak ukiran es, matanya merah menyala seperti
bara dalam api, rambutnya panjang bergelombang berwarna perak pucat. Tapi bukan
kecantikannya yang jadi masalah.
Melainkan sikapnya.
Sejak X bekerja di dalam kastil bagian
atas, Elhira selalu muncul secara tiba-tiba. Kadang saat X sedang
mengepel lorong, kadang saat ia sedang mengangkat baki darah. Dan setiap kali
ia muncul, selalu ada kejadian tidak menyenangkan.
“Pelayan manusia, kau salah gosok ubin.
Kau harus menjilatinya!”
“Pelayan lemah, seharusnya kau membawa baki
ini di atas kepalamu!”
“Hmm... kurasa aku akan menaruh laba-laba
ini di bajumu... hanya untuk melihatmu menjerit!”
Setiap hari. Tanpa absen.
Ia mengejek, mengganggu, menjatuhkan darah
ke tubuh X, bahkan pernah menyuruh penjaga untuk mengikat X di balkon selama
satu malam penuh karena ia "berani membantah perintah bangsawan."
X pada awalnya mencoba menahan emosi.
Dia tahu — Elhira adalah putri sang Raja. Sekali
salah ucap, dia bisa mati.
Namun… tidak mudah terus bersabar, apalagi
kepada seseorang yang menikmati penderitaan orang lain.
🧹 Hari Ketika Segalanya Pecah
Suatu malam, X sedang mengepel lantai
koridor panjang yang mengarah ke ruang pesta. Darah sudah mengering dan membuat
lantai licin. Tangannya gemetar karena lelah dan kurang makan. Di depannya,
cahaya obor memantulkan bayangan tubuhnya ke dinding. Lantai sedikit bergetar
karena langkah vampir lainnya di ruangan atas.
Tiba-tiba…
“HAAA!”
Teriakan tiba-tiba dari belakang, dan sesuatu
melompat ke punggungnya.
X tersungkur, air pel yang ia bawa tumpah
membasahi wajahnya.
“Apa—!”
X membalikkan badan cepat. Di atasnya
berdiri Elhira, dengan senyum licik di wajahnya.
“Kau terlalu lambat membersihkan. Mungkin
aku harus memberimu motivasi...”
Ia mengangkat kakinya — dan menginjakdadaa
X.
“Kau pelayan. Aku bangsawan. Ingat itu,
manusia bodoh.”
X menahan napas. Ia ingin mendorong kaki
itu. Tapi ia tahu... satu gerakan bisa berarti mati. Jadi ia hanya menatap
gadis vampir itu… dalam diam.
Namun Elhira tidak berhenti.
Ia menunduk… dan memperlihatkan
taringnya.
“Aku penasaran… apakah darahmu sudah cukup
matang sekarang…”
Dia mendekat… semakin dekat ke leher X.
“Hhrrrgh… aah…”
Suara isapan napas dari lubuk
tenggorokannya menggema.
Namun tepat sebelum gigi itu menancap — X mendorong
kepalanya dengan alat pel!
“UGH!!”
Elhira terjatuh ke belakang, terpental ke
dinding. Matanya membelalak.
💥 Pertikaian Meledak
X berdiri. Dadanya naik turun. Tangannya
masih gemetar, tapi matanya tak lagi takut.
“Maaf... Tapi aku lelah. Aku bukan
binatang. Kalau kau mau gigit aku, lakukan saja!”
“Atau pergi dan laporkan ke ayahmu. Aku…
aku BOSAN hidup seperti ini!”
Elhira berdiri pelan, wajahnya kini bukan
penuh kemarahan… tapi terhina.
“Apa katamu...?” bisiknya.
“Kau menyamakan dirimu… dengan AKU?”
“Kau bisa pergi ke mana saja, kapan saja.
Aku... aku tidak pernah tahu apa itu matahari. Apa itu langit. Bahkan mimpi
pun… sudah pudar. Jadi kalau kau mau membunuhku, lakukan sekarang!”
Tiba-tiba, Elhira melompat.
Ia menyerang X dengan cakar yang keluar
dari kuku-kukunya yang kini memanjang tajam. X menghindar ke kiri, tapi lengannya
tergores. Darah mengalir.
“Kau… MANUSIA SIALAN!”
teriak Elhira.
X mengambil alat pel dan menggunakannya
seperti tongkat panjang, mencoba menahan serangan. Mereka berdua tergelincir
di lantai darah, saling menubruk, saling mendorong, mencakar, mendorong
kepala satu sama lain ke dinding.
Benturan keras terjadi.
“Ghhh—!!!”
“Arghh!!”
Elhira akhirnya menjatuhkan X ke tanah,
duduk di atas tubuhnya, dan mengangkat taringnya untuk menggigit.
Tapi X meludah ke matanya.
“HHHGGHH!”
Elhira terhuyung, terkejut… dan X
menendangnya ke samping.
Keduanya bangkit. Nafas terengah. Lantai
penuh luka. Pakaian robek. Darah manusia dan darah vampir mengalir bersama.
Pertikaian Berakhir dengan Ketenangan Aneh
Mereka berdiri saling menatap. Sunyi.
Hanya bunyi tetesan darah dan nafas kasar yang terdengar.
Lalu, perlahan… Elhira tersenyum.
“Hah… Kau berani juga…”
katanya pelan.
“Tidak semua pelayan bisa menampar putri
vampir dan masih hidup untuk menceritakannya.”
“Lalu… kenapa aku belum mati sekarang?”
tanya X sambil menyeka darah dari pipinya.
Elhira melangkah mendekat, kali ini tanpa
ancaman.
“Karena… untuk pertama kalinya dalam
ratusan tahun… aku merasa terhibur.”
Ia tertawa kecil. “Lucu. Manusia remeh
sepertimu bisa menolak aku.”
X tidak tertawa. Ia memalingkan wajah.
“Aku bukan mainanmu…”
“Mungkin sekarang tidak,” jawab Elhira
sambil berjalan pergi,
“Tapi ingat, manusia… sekarang kau menarik
perhatianku.”
Beberapa Hari Kemudian
Setelah kejadian itu, Elhira masih suka
mengganggu, tapi tidak seperti sebelumnya. Ia kadang duduk diam dan
mengamati X, kadang memberi komentar sinis, namun tidak pernah lagi
mencoba menggigit.
X tetap menjalankan tugasnya, tapi kini
pikirannya dipenuhi banyak hal.
Ia mulai merasa bahwa Elhira… mungkin
kesepian.
Dan dirinya?
Mungkin… sudah bukan manusia biasa lagi.
Ilustrasi Momen Cerita Saat Ini
Berikut adalah gambar saat X dan Elhira
bertengkar hebat di lorong kastil, darah berceceran di lantai, wajah mereka
penuh luka, tapi mata mereka saling menatap tajam — seperti dua dunia yang
saling menolak, tapi tak bisa menjauh.
(To Be Continued)
Episode Sebelumnya Pelayan X
.png)
0 Response to "Vampire Stories X Episode 3: Pertengkaran Status"
Post a Comment