Vampire Stories X Episode 2 Pelayan X
Waktu dalam cerita: Sulit ditentukan seperti pagi yang dingin
Tempat: Penjara bawah tanah, ruang pengadilan dalam kastil vampir
Beberapa hari telah berlalu. Tidak adacahaya, tidak ada perubahan suhu. Namun tubuh X mulai menunjukkan tanda-tandaaneh: matanya kini bisa melihat lebih jelas dalam kegelapan, nadinya lambat,dan ia nyaris tak merasakan lapar seperti dulu.
Rantai di lehernya mengkilap kusam —benda dari logam hitam yang tidak karatan, tapi dinginnya seperti es beku.Suara detaknya kadang terdengar oleh telinga X sendiri. Seperti ada denyutjantung asing dalam benda itu.
Ia masih hidup. Tapi hampir tidakmerasa manusia lagi.
Tiba-Tiba, Pintu Terbuka
Pada suatu waktu yang terasa seperti
pagi, dua penjaga vampir dengan wajah dingin dan tubuh tinggi menjulang membuka
jeruji besi dengan suara berat.
Mereka tidak bicara. Mereka hanyamenunjuk dengan tangan. Salah satu dari mereka memutar kunci di leher X — klik— dan belenggu di lehernya terlepas perlahan. Tapi tali dari benda aneh seperti ular logam masih melingkar di sana, tidak bisa dilepas seluruhnya.
“Ayo,” kata salah satu penjaga.Suaranya kasar dan dalam.
X diam. Ia bangkit perlahan, tubuhnyasudah begitu ringan, seolah hanya tinggal tulang. Ia mengikuti mereka, melewatilorong-lorong kastil. Setiap langkah mereka bergema panjang, dan dingin dilorong itu seperti menggigit hingga ke tulang sumsum.
Saat mereka berjalan, X melihat jejak-jejak merah yang sudah mengering di dinding. Ia melihat sebuah ruang penyiksaan dengan besi-besi tajam dan kursi yang masih hangat oleh kematian.
Di salah satu sudut, ia melihat tumpukan pakaian manusia. Banyak. Puluhan. Lusinan.
Ia menunduk. Ia tahu… mereka yang datang sebelum dia. Yang kini hanya menjadi isi lambung para vampir.
Dihadapkan di Ruang Pengadilan
Mereka membawanya ke ruang luas,beratap tinggi dengan langit-langit berhiaskan lukisan para vampir menindasmanusia. Di depan, di atas singgasana batu hitam yang diukir dengan tengkorak, duduk kembali Sang Raja Vampir.
Matanya merah menatap X. Tapi kali ini tak ada keganasan. Yang ada hanyalah… kesombongan dan kekuasaan.
“X,” katanya tanpa perlu diperkenalkan.
“Hari ini bukan hari kematianmu.”
X menunduk, tak bicara. Ia tidak tahu apakah ini anugerah… atau bentuk baru dari siksaan.
“Aku melihat perubahan dalam dirimu,” lanjut sang Raja.
“Kau bukan hanya bertahan, tapi tubuhmu beradaptasi. Aku merasa kau layak… untuk fungsi lain.”
“Apa maksudmu…?” bisik X pelan. Suaranya masih serak.
Raja itu berdiri, lalu berjalanmenuruni tangga singgasana. Jubahnya menyapu lantai seperti kabut.
“Aku membutuhkan Pelayan. Tapi bukan pelayan biasa. pelayan yang… hidup. pelayan yang bisa berpikir. pelayan yang bisa merasakan rasa takut, agar mereka yang melihatmu tahu bahwa di kerajaan ini… hanya kematian yang tak takut.”
Ia melirik ke rantai yang masih melilit leher X.
“Lehermu masih akan terikat. Jika kau lari melewati gerbang kastil, racun akan masuk ke darahmu dan kau akan mati dalam 13 detik. Kami menyebutnya Ikatan Darah Mati. Cantik, bukan?”
“Lalu… kau ingin aku… melayani?”
X akhirnya berkata, pelan.
“Seumur hidupmu,” jawab sang Raja.
Ia berbalik dan kembali ke
singgasananya.
“Mulai hari ini, kau adalah bagian
dari istana. Kau akan membersihkan darah, mengangkat bangkai, melayani pesta
malam. Jika kau mencoba melarikan diri — kau tahu akibatnya.”
X Jadi Pelayan Kastil
Hari-hari X kini berbeda. Ia tidaklagi tinggal di penjara bawah tanah, tapi di sebuah ruangan kecil di bawahdapur kastil. Setiap malam, ia dibangunkan oleh bel berbunyi panjang. Ia harusmembawa ember berisi sisa darah, mencuci lantai pesta yang lengket oleh darahmanusia, membakar pakaian-pakaian bekas korban.
Beberapa pelayan lain adalah tahananyang tubuhnya hampir mati, berjalan tanpa jiwa.
Ada pula yang bukan manusia — makhlukseperti manusia tikus, buta, namun bersih dan cepat.
X tidak berbicara kepada siapa pun.Tapi dia memperhatikan segalanya. Ia mencatat rute, jam-jam pergantian penjaga,dan kamar-kamar kosong di sayap timur kastil.
Tapi ia tahu… lehernya adalah penjara
sebenarnya.
Ilustrasi Momen Cerita Saat Ini
Berikut adalah ilustrasi X di ruang
singgasana raja vampir, berdiri pasrah di depan makhluk penguasa malam, dengan
belenggu beracun di leher dan tatapan ratusan mata vampir di sekelilingnya:
(To Be Continued)
Episode Sebelumnya (Bangkit Dalam Gelap)
https://squfi.blogspot.com/2025/10/vampire-stories-x-episode-1-bangkit.html
Episode Selanjutnya Pertengkaran Status
.png)
0 Response to "Vampire Stories X Episode 2 Pelayan X"
Post a Comment