-->

Vampire Stories X Episode 1: Bangkit Dalam Gelap

 




Episode 1: Bangkit Dalam Gelap


Bangkit Dalam Gelap

Waktu dalam cerita: Tidak jelas —


Kesadaran kabur Tempat: Penjara bawah tanah, kastil tua. SUARA AIR menetes perlahan, satu demi satu, menggema di antara dinding batu. Bau besi, tanah lembap, dan darah kering menusuk hidung. Lampu obor di kejauhan berkedip-kedip, tak mampu sepenuhnya menyingkirkan kegelapan yang melekat di udara.Seorang pemuda berumur 17 tahun, dengan tubuh kurus, baju compang-camping, dan wajah pucat, terbangun di lantai dingin dan kasar.


Namanya X, dan ia tak tahu di mana dirinya berada.“Hhhggh…”Ia mengerang.


Tangannya terikat rantai besi dari dinding, kakinya pun demikian.Kepalanya pening. Ingatan tentang rumah, orang tua, dan kehidupannya sebelumnya seperti kabut yang tertiup angin.


Ia hanya ingat suara jeritan—jeritan manusia. Dan tawa… tawa mengerikan yang menyayat jiwa.“Di mana ini…?”Ia berbisik, suaranya serak, nyaris tak terdengar.


“Tolong… ada orang?”Suara rantai bergemerincing saat ia mencoba berdiri. Rantai itu membatasi setiap gerakannya.


Ia mulai berteriak, putus asa:“Tolong! Siapa pun! Aku… aku tidak tahu kenapa aku di sini!”


Teriakan itu menggaung… dan dari kejauhan, terdengar langkah kaki. Pelan. Berat.


Menggetarkan lantai.Siluet tinggi dan berwibawa muncul dari balik lengkungan lorong batu. Obor-obor di dinding menyala seolah tunduk padanya. Sosok itu mengenakan jubah panjang warna hitam kebiruan, bertatah emas darah. Matanya merah menyala dalam kegelapan.Ia bukan manusia. Ia adalah Raja Vampir.


Sang Raja Vampir Muncul “Akhirnya kau bangun.”Suaranya dalam dan berat, namun tenang seperti malam yang tak berangin.

“Kami menunggu terlalu lama. ”X membeku. Suara itu menghujam ke dalam pikirannya.“A… aku… siapa kau? Di mana ini?”


X bertanya dengan suara gemetar. “Kau berada di bawah tanah Kastil Elvaron. Tempat para penguasa malam meminum darah keturunan Adam dan Hawa. Tempat para vampir merayakan kekekalan.”


Raja Vampir tersenyum tipis, menampakkan ujung-ujung taringnya.“Dan kau… adalah persembahan.”“Persembahan…?”


X gemetar. “Tidak… tidak, aku bukan—aku tidak mau mati!”


“Terlambat,” kata sang Raja Vampir sambil melangkah lebih dekat.“Tapi jangan khawatir. Kami tidak akan membunuhmu cepat. Darah muda sepertimu… enak bila dibiarkan matang.”


Ia menunduk, lalu mendekatkan wajahnya pada X.“Tapi jika kau mencoba melarikan diri…”


Suaranya berubah menjadi geraman rendah.“Kau akan melihat bentuk asliku.”


Perlahan, suara daging robek dan tulang retak memenuhi udara.

Punggung sang Raja menggembung, lalu kulitnya merekah seperti sarang ular menetas.

Dari dalam, sayap besar menyerupai sayap kelelawar mencuat, basah dan licin.

Ekor panjang menjulur dari tulang belakangnya, bergerak seperti ular mencari mangsa.

Tangan dan jari-jarinya memanjang menjadi cakar bengkok.

Giginya tumbuh panjang hingga keluar dari rahang.

Matanya bersinar merah terang dan lehernya menjadi lebih panjang seperti predator malam.

Kepalanya menjadi separuh kelelawar,

separuh iblis.“Jika kau berani melawan, aku akan menyantapmu saat itu juga… dengan cara yang membuatmu berharap kau sudah mati.”

Monster itu mengeluarkan raungan pendek, dan ruangan bergetar.


X tidak bisa menjerit. Ia hanya bisa terdiam, tubuhnya menggigil, air mata mengalir diam-diam.Setelah beberapa detik, sang Raja kembali berubah wujud ke bentuk semula. Kulitnya menutup kembali. Tulangnya kembali masuk. Nafasnya tenang seolah tak terjadi apa-apa.“Jadi?”“Kau mengerti posisimu?”“A… aku… iya… iya…”


X mengangguk cepat.“Aku tidak akan kabur. Aku… aku akan tetap di sini.”


“Bagus,” ucap sang Raja datar. “Mereka akan memberimu makan. Cukup agar hidup, tapi tidak terlalu segar. Kau harus tetap… matang.”


Dan kemudian ia berbalik, langkahnya perlahan menjauh dan hilang di balik bayang Hari-Hari dalam PenjaraHari-hari berikutnya tidak bisa disebut sebagai ‘hari’. Tak ada matahari. Tak ada bulan. Hanya detak waktu dari tetesan air dan derit rantai.X hanya diberi makan satu kali setiap siklus — tidak jelas pagi atau malam. Makanan itu selalu disajikan dalam mangkuk kayu busuk.Apa isinya?Sup darah hewan campur jamur busuk dan serangga mati. Kadang ada tulang kecil di dalamnya.


Tapi ia makan semuanya. Dengan rakus. Rasa jijik itu mati setelah minggu pertama.Setiap waktu ia menunggu. Tidak ada suara manusia lain. Hanya sesekali terdengar jeritan dari ruangan lain. Jeritan yang seperti berhenti di tengah… dengan bunyi robekan.Ia tidak tahu sudah berapa bulan berlalu. Rambutnya mulai tumbuh liar. Kulitnya makin pucat. Tapi pikirannya tetap sadar.


“Aku akan mati di sini…”Ia berkata lirih di suatu waktu, duduk bersandar ke dinding.


Namun, ada sesuatu di balik matanya. Sesuatu yang tidak ingin mati. Sesuatu yang menunggu. Belum sekarang.


Ilustrasi Momen Cerita Saat Ini

Berikut adalah gambar suasana saat X duduk di sudut penjara bawah tanah, dengan mangkuk makanan menjijikkan di sampingnya, sementara dari jauh, bayangan kelelawar besar terlihat di dinding — bekas ancaman sang Raja Vampir:


(To Be Continued)

Episode Selanjutnya Pelayan X

https://squfi.blogspot.com/2025/10/vampire-stories-x-episode-2-pelayan-x.html


0 Response to "Vampire Stories X Episode 1: Bangkit Dalam Gelap"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel