Vampire Stories X Episode 14 Hukuman dan Kepulangan
Waktu dalam cerita: Hari ke-461 hingga ke-464
Tempat: Ruang pemulihan istana Elvaron, Aula Pertama, gerbang kastil, jalan menuju desa masa lalu X
Bangun dalam Luka dan Penyesalan
X membuka matanya perlahan. Langit-langit batu istana tampak berputar sebentar sebelum akhirnya fokus. Tubuhnya dibalut perban hitam, dan tangan kirinya ditambat ke sisi tempat tidur dengan rantai perak — bukan untuk menghukumnya, tapi untuk melindungi dirinya sendiri… dari dirinya.
Ia memutar kepala. Di ruangan yang sama, beberapa prajurit vampir duduk atau berbaring. Luka mereka dalam. Dua di antaranya kehilangan satu lengan. Yang lain hanya bisa duduk diam dengan tatapan kosong.
Semua… karena dirinya.
“Apa yang… kulakukan…” gumam X lirih.
Tak lama, pintu terbuka. Raja Vampir masuk. Tubuhnya menjulang, jubahnya bergeser seperti kabut darah, dan wajahnya datar — seperti selalu.
Ia berdiri di sisi ranjang X.
“Kau sadar,” katanya.
“Mereka… aku yang…”
X menunduk.
“Benar. Mereka terluka karena kau. Tapi mereka hidup… karena anakku menahanmu.”
X mencengkeram seprai.
“Aku tidak… tidak tahu kenapa aku tak bisa kendalikan diri. Itu bukan aku. Itu—itu sesuatu lain. Gelap. Tumpul. Panas.”
Raja Vampir mendekat dan membisikkan sesuatu di telinganya.
“Aku tahu. Aku… dulu juga pernah seperti itu.”
X terdiam. Matanya membelalak.
“Kau…?”
“Kau bukan yang pertama. Tapi kau… berbeda. Lebih liar. Lebih cepat terbakar.”
“Itu sebabnya kita harus... menjinakkanmu.”
Sang Raja berdiri kembali.
“Setelah sembuh, datanglah ke Aula Pertama. Kita harus bicara.”
Minta Maaf kepada Semua
Sore itu, X sudah bisa duduk. Ia melangkah perlahan ke koridor luar ruang perawatan, dan melihat sekelompok prajurit yang dulu sempat ia serang.
Beberapa dari mereka menghindari tatapannya. Tapi satu di antaranya, Kael, berdiri mendekat.
“Kau sudah sadar?” tanya Kael, wajahnya kaku namun tidak penuh kebencian.
“Aku… aku minta maaf.”
“Aku tidak ingat semuanya. Tapi aku ingat rasa... marah. Hancur. Aku tak bisa memaafkan diri sendiri.”
“Kami tahu kau berubah. Kami semua sudah lihat. Tapi kau kembali. Itu… hal yang tidak mudah.”
Beberapa prajurit lain mendekat. Salah satu dari mereka menepuk bahu X.
“Kami luka… tapi kami hidup. Tidak banyak yang bisa kembali dari bentuk monster. Tapi kau bisa.”
“Jaga itu, X,” kata Kael, kemudian melangkah pergi.
Aula Pertama: Sidang Kehormatan
Keesokan malamnya, X melangkah masuk ke Aula Pertama, tempat berkumpulnya para bangsawan dan tetua istana. Di ujung aula, Raja Vampir duduk di singgasana tinggi, dengan Elhira berdiri di samping kanan.
X membungkuk.
“Aku datang… untuk bertanggung jawab.”
Sang Raja berdiri, suaranya menggetarkan dinding.
“X, Bayangan Darah. Kau adalah prajurit. Kau adalah pelindung. Tapi malam lalu, kau adalah pembantai.”
“Namun kau kembali. Kau tidak sepenuhnya hilang. Itu hal yang langka.”
Suara hening sejenak.
“Karena itu, aku menjatuhkan hukuman istimewa.”
X menegakkan tubuh, gugup.
“Kau akan dinonaktifkan selama satu bulan. Tidak ada tugas. Tidak ada status. Tidak ada hak untuk masuk ke ruang istana. Kau adalah... pengembara. Gunakan waktumu untuk menenangkan darahmu.”
“Ini... hukuman?” X bingung.
“Atau kesempatan.”
Keputusan untuk Pulang
Setelah sidang, X kembali ke kamarnya. Ia duduk di atas tempat tidur, memandangi jubah perangnya yang digantung.
Elhira datang, berdiri di ambang pintu.
“Kau akan ke mana?” tanyanya.
“Aku pikir… pulang.”
“Pulang? Ke dunia manusia?”
“Aku ingin melihat tempat di mana aku dulu disakiti. Mungkin aku… bisa memaafkan. Atau mungkin aku butuh melihat wajah masa laluku untuk melangkah ke depan.”
Elhira menatapnya lama.
“Aku tidak akan ikut,” katanya pelan.
“Aku tahu. Ini... perjalanan untukku sendiri.”
“Kalau begitu,” ia mendekat dan menggantungkan liontin kecil ke leher X.
“Bawalah ini. Kalau darahmu mulai memberontak… ini bisa menenangkannya.”
X menatapnya.
“Terima kasih… Ratu Manja.”
Elhira mencubit lengan X dan tersenyum kecil.
Pergi dari Kastil
Malam itu, X berjalan melewati gerbang kastil. Ia mengenakan mantel panjang, dengan koper kecil yang berisi hanya pakaian dan kenangan.
Penjaga memberi hormat. Elhira mengintip dari jendela atas. Dan sang Raja, berdiri di menara tertinggi, memandang kepergiannya dalam diam.
Langkah X menuju masa lalu… adalah langkah pertama menuju masa depannya.
Ilustrasi Momen Cerita Saat Ini
Gambaran X berjalan seorang diri di bawah cahaya bulan, melewati gerbang kastil Elvaron. Di belakangnya, jubahnya mengepul pelan. Di lehernya tergantung liontin pemberian Elhira. Di kejauhan, menara kastil bersinar merah kelam.
.png)
0 Response to "Vampire Stories X Episode 14 Hukuman dan Kepulangan"
Post a Comment